\

Bangga! Pemerintah Kota Tangerang Menerima Penghargaan Peringkat I Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Banten Tahun 2024

Pemerintah Kota Tangerang menerima penghargaan Peringkat I Kategori Inspiratif dan Kategori Dukungan Pimpinan Daerah atas Hasil Penilaian Kinerja 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Banten Tahun 2024 pada Peringatan HUT Provinsi Banten ke-24 pada hari Jumat, 4 Oktober 2024.

Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Dr. Nurdin didampingi oleh Kepala Bappeda Kota Tangerang Dr. Hj. Yeti Rohaeti, AP., M.Si hadir menerima penghargaan tersebut. Dr. Nurdin menyampaikan, Kota Tangerang terus mengupayakan penanganan percepatan penurunan stunting. Selain itu, yang menjadi fokus lainnya adalah upaya tidak adanya kasus stunting baru.

"Alhamdulillah, dua penghargaan ini sebagai bagian penghargaan seluruh ASN di lingkup Pemerintah Kota Tangerang dan juga masyarakat Kota Tangerang atas program dan layanan yang telah dilaksanakan,” tuturnya.

Dengan berbagai terobosan dalam menangani stunting, akan diintegrasikan juga dengan penanggulanagan kemiskinan ekstrem. Pemerintah Kota Tangerang juga telah bekerja sama dengan lima rumah sakit swasta dan juga RSUD Kota Tangerang sebagai rujukan perawatan anak-anak yang stunting.

“Biaya transport untuk pendamping anak-anak sudah dialokasikan di Perubahan APBD 2024 agar mereka dapat membawa anak-anak stunting tersebut ke rumah sakit yang sudah disiapkan. Seluruh program penanganan stunting juga terus dilanjutkan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang, Dr. Hj. Yeti Rohaeti, AP., M.Si menyampaikan, delapan aksi konvergensi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang dipaparkan kepada tim penilai dari Provinsi Banten. Termasuk juga anggaran-anggaran yang digunakan dalam percepatan penurunan stunting di Kota Tangerang.

"Alhamdulillah anggaran penangan stunting di Kota Tangerang tahun 2023 ini adalah sebesar Rp 43 miliar dan di tahun 2024 Kota Tangerang mendapatkan insentif fiskal untuk penanganan stunting sebesar Rp 5,7 miliar. Delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tentu terus dilaksanakan sebagai upaya dan komitmen Pemkot Tangerang dalam percepatan penurunan angka stunting. Termasuk intervensi sensitif dan spesifik," ujarnya.

Ia melanjutkan, saat ini aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) tercatat angka stunting di Kota Tangerang berada di angka 5,9 persen pada

Juli 2024. Seluruh OPD di lingkup Pemerintah Kota Tangerang juga terus berkolaborasi mengupayakan tidak ada kasus stunting baru.

"Inovasi-inovasi juga terus dihadirkan untuk percepatan penurunan stunting di antaranya seperti Gerakan Anak Tagerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat), hingga Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami). Intervensi juga dilakukan mulai dari anak-anak remaja dengan pemberian Tablet Tambah Darah, Pemberian Makanan Tambahan, hingga perkembangan kesehatan calon orang tua, lalu pemantauan perkembangan bayi sejak dalam kandungan hingga lahir," lanjutnya.

Hingga akhir tahun 2024, Pemkot Tangerang menargetkan melalui insentif fiskal selain perbaikan gizi juga difokuskan dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Insentif fiskal yang didapatkan untuk penanganan stunting sebesar Rp 5,7 miliar dan insentif fiskal penanganan kemiskinan ekstrem sebesar Rp 6,7 miliar. Kedua permasalahan tersebut akan diatasi bersamaan melalui program-program yang tengah disiapkan.

"Jadi, dengan berbasis anggaran ini akan melakukan intervensi kepada keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrem dan juga stunting akan diberikan bantuan. Nanti, akan ada keluarga yang diberikan pelatihan dan bantuan modal untuk berwirausaha sehingga mereka dapat keluar dari kemiskinan ekstrem dan stuntingnya pun teratasi. Sehingga, tidak hanya bantuan makanan bergizi saja. Saat ini, masih dalam tahap persiapan dan segera dilaksakan di tahun ini," ungkap Kepala Bappeda.

Diharapkan, kolaborasi yang dilakukan oleh seluruh OPD di lingkup Pemkot Tangerang dan juga bersama masyarakat dapat menekan angka stunting di Kota Tangerang. Sehingga, dapat terwujud Generasi Indonesia Emas 2045.

"Pemerintah Kota Tangerang terus berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting dengan kolaborasi bersama seluruh masyarakat. Mudah-mudahan, angka stunting di Kota Tangerang terus turun dan tidak ada kasus stunting baru. Sehingga, dapat mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045," tutupnya.