Bappeda Gelar Konsinyering Data Makro: Tingkat Kemiskinan Turun, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang Naik!
Pemerintah Kota Tangerang melangkah pasti menuju
pembangunan inklusif! Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang menggelar Rapat Koordinasi
Konsinyering Data Makro Analisis Tingkat Kemiskinan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan II Tahun 2025, menggandeng BPS untuk mengupas data krusial yang akan
menentukan arah kebijakan daerah, Kamis (2/10).
Dalam forum ini, Bappeda bersama
perangkat daerah terkait yang hadir secara daring melakukan pendalaman data
statistik kemiskinan serta perkembangan ekonomi daerah sebagai dasar
perencanaan pembangunan.
Menurut data dari BPS Kota
Tangerang, angka kemiskinan pada Maret 2025 tercatat sebesar 5,19 persen, atau
setara 124,76 ribu jiwa. Angka ini menunjukkan bahwa Pemkot Tangerang telah
berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 0,24 persen poin dibandingkan
periode Maret 2024, dengan jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 4,15 ribu
orang. Penurunan ini juga diikuti dengan membaiknya Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1) dari 0,94 menjadi 0,69, serta Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dari 0,23
menjadi 0,14.
Sementara itu, dari sisi ekonomi,
BPS mencatat bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang pada Triwulan
II 2025 dibandingkan Triwulan I 2025 mengalami peningkatan atau tumbuh sebesar
5,20 persen (yoy). Pertumbuhan ini tetap solid di tengah perlambatan ekonomi
global, dengan kontribusi terbesar berasal dari kelompok usaha tersier yang
memberikan sumbangan 62,61% terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kota Tangerang. Kelompok Lapangan Usaha Tersier terdiri dari sektor
industri pengolahan, perdagangan, serta jasa yang mencerminkan karakter Kota
Tangerang sebagai “Kota Seribu Industri, Sejuta Jasa”. Dari sisi pengeluaran,
konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masih merupakan
penyumbang utama PDRB pada triwulan 2 tahun 2025, dengan akumulasi kontribusi
sebesar 92,09%.
Kepala Bappeda Kota Tangerang menegaskan bahwa data makro kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi ini menjadi pijakan penting dalam penyusunan kebijakan pembangunan. “Konsinyering data ini bukan sekadar forum teknis, melainkan langkah nyata memastikan setiap program pembangunan kita berbasis pada data yang akurat dan mutakhir, sehingga lebih tepat sasaran dalam menurunkan kemiskinan sekaligus menjaga laju pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Melalui rapat koordinasi ini Bappeda berharap sinergi lintas perangkat daerah semakin kuat, sehingga arah pembangunan Kota Tangerang ke depan dapat semakin inklusif dan berkelanjutan.