\

Bappeda Lakukan Kajian Perencanaan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2025-2029

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang menggelar ekspos Laporan Kajian Perencanaan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2025-2029 di Ruang Rapat Bappeda Kota Tangerang. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan fokus pada penguatan ketahanan pangan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan untuk mendukung kebutuhan masyarakat Kota Tangerang.

Kajian ini menyajikan analisis komprehensif terhadap kondisi ketahanan pangan di Kota Tangerang, meliputi ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan. Berdasarkan data Indeks Ketahanan Pangan (IKP), Kota Tangerang mencatatkan skor 85,92 pada tahun 2024, menempati peringkat 43 nasional. Meski menunjukkan tren positif pada 2023 dengan skor 86,39, fluktuasi IKP mengindikasikan tantangan dalam menjaga stabilitas pasokan pangan, terutama akibat ketergantungan pada pasokan eksternal dan keterbatasan lahan pertanian produktif.

Kepala Bidang Perencanaan Sosial, Kemasyarakatan, dan Ekonomi Bappeda Kota Tangerang, Teuku Sulaemansyah menjelaskan bahwa kajian ini bertujuan merumuskan strategi jangka menengah untuk meningkatkan ketahanan pangan. “Kami telah mengidentifikasi isu strategis, seperti ketergantungan pada pasokan luar, keterbatasan akses pangan bagi kelompok rentan, dan perlunya penguatan tata kelola pangan. Peta jalan 2025-2029 ini akan menjadi panduan untuk mewujudkan sistem pangan yang modern dan inklusif,” ujarnya.

Ekspose ini memaparkan visi “Kota Tangerang yang Berketahanan Pangan Tangguh, Inklusif, dan Berkelanjutan, Didukung oleh Sistem Logistik Modern dan Masyarakat yang Sehat serta Produktif.” Strategi yang diusulkan mencakup penguatan rantai pasok melalui kemitraan antar-daerah, perluasan program Gampang Sembako untuk menjamin keterjangkauan pangan, serta peningkatan edukasi gizi melalui program B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) untuk mengatasi stunting dan hidden hunger.

Acara ini juga membahas program prioritas seperti pengembangan urban farming, optimalisasi cadangan pangan, dan digitalisasi sistem informasi pangan. “Kami mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi demi memastikan setiap warga Kota Tangerang memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi,” tambah Kabid Sosmasek.

Laporan ini akan menjadi landasan implementasi ketahanan pangan kota Tangerang, dengan fokus pada implementasi bertahap melalui tiga tahapan: penguatan fondasi (2025-2026), akselerasi sistem pangan (2027-2028), dan optimalisasi keberlanjutan (2029). Bappeda juga menegaskan pentingnya dukungan anggaran dari APBD, APBN, dan dana CSR, serta penguatan kelembagaan melalui Dewan Ketahanan Pangan Kota untuk memastikan keberhasilan program.

Ekspos ditutup dengan sesi diskusi interaktif, di mana para pemangku kepentingan memberikan masukan untuk penyempurnaan laporan. Dokumen ini diharapkan menjadi acuan strategis bagi Pemerintah Kota Tangerang dalam mewujudkan ketahanan pangan yang selaras dengan visi kota Tangerang.