\

Pembahasan Laporan Antara Perencanaan Kawasan Riverfront City di Sungai Cisadane

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang menggelar Rapat Pembahasan Laporan Antara Perencanaan Kawasan Riverfront City di Sungai Cisadane. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam merumuskan konsep pengembangan kawasan wisata berbasis sungai secara terpadu dan berkelanjutan, Senin (8/9).

Sungai Cisadane sebagai salah satu sungai utama di Provinsi Banten tidak hanya memiliki fungsi ekologis, tetapi juga menjadi identitas penting Kota Tangerang. Namun, pemanfaatan kawasan tepi sungai selama ini masih belum optimal, ditandai dengan pencemaran air, serta potensi wisata yang belum tergarap maksimal.

Melalui kajian perencanaan Riverfront City, Bappeda Kota Tangerang menargetkan tersedianya pedoman perancangan kota yang terperinci dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. Meningkatkan potensi destinasi pariwisata di kota Tangerang, serta mewujudkan Kawasan sungai Cisadane sebagai kawasan wisata berbasis sungai yang mampu mengintegrasikan fungsi ekologi, sosial budaya, dan ekonomi. Rencana ini mencakup identifikasi potensi Kawasan wisata, serta perumusan strategi pengembangan kawasan.

Dalam laporan antara ini, kawasan prioritas pengembangan ditetapkan pada Segmen E dan F Sungai Cisadane sepanjang 5,63 kilometer dengan luas deliniasi 379,23 Ha. Hal tersebut ditetapkan setelah dilakukan analisis penentuan Kawasan deliniasi prioritas. Dalam Kawasan deliniasi Riverfront terdapat 4 dari 8 rencana Pembangunan Shelter Waterways yaitu, Shelter Robinson, Shelter Masjid Agung Al-Ittihad, Shelter Kali Pasir, dan Shelter Kawasan Pendidikan. Pada tahap pertama akan dipergunakan untuk rekreasi. Yang berlokasi antara Bendung Sepuluh dengan Jembatan Pintu 10 dengan panjang sekitar 256 meter dan di belakang Robinson antara Jembatan KS Tubun dan Jembatan Robinson sepanjang 1.282 meter. 

Sementara itu, dari hasil analisis deskriptif tematik Kawasan, Riverfront City dibagi menjadi 5 zona Kawasan. Lima zona pengembangan tersebut, meliputi zona komersial, lokal, budaya, wisata-olahraga, serta ekospasial.

Bappeda Kota Tangerang ingin menyampaikan bahwa perencanaan Riverfront City tidak hanya berorientasi pada aspek estetika tata ruang, tetapi juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, memperkuat identitas budaya, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan terwujudnya kawasan Riverfront City, diharapkan Sungai Cisadane benar-benar menjadi pusat aktivitas masyarakat sekaligus destinasi wisata unggulan Kota Tangerang.